Dec 3, 2014

Senja Tertawa

Dia. Termenung Dia berpangku tangan. Menit demi menit terus bergulir lemah seiring Dia membalik lembar-lembar lama. Tidak ada kopi yang menemani sore ini. Hanya secangkir teh, kursi panjang di teras depan, angin semilir, debur ombak, dan rangkaian cerita lalu.
Desember. Sudah beberapa tahun terakhir hujan selalu membelai Desember. Namun entah mengapa tidak hari ini. Matahari terlihat, sesekali bersembunyi di balik awan. Seolah mengerti bahwa Dia butuh senja.