Dia. Termenung Dia berpangku tangan. Menit demi
menit terus bergulir lemah seiring Dia membalik lembar-lembar lama. Tidak ada
kopi yang menemani sore ini. Hanya secangkir teh, kursi panjang di teras depan,
angin semilir, debur ombak, dan rangkaian cerita lalu.
Desember. Sudah beberapa tahun terakhir hujan
selalu membelai Desember. Namun entah mengapa tidak hari ini. Matahari
terlihat, sesekali bersembunyi di balik awan. Seolah mengerti bahwa Dia butuh
senja.